Whoosh VS Shinkansen: Mana Lebih Cepat? Lebih Nyaman? Lebih Murah?

Sudah pernah naik Whoosh? Cas. Aku juga belum. Di Sumut belum ada. Jadi pernahnya menunggangi KAI Sri Lelawangsa, Sribilah, dan Putri Deli saja. Di Sumatera Utara sendiri ada 5 jenis kereta api:

  1. 1. Sribilah (Eksekutif & bisnis) dengan tujuan Medan - Rantauprapat (PP).
  2. 2. Putri Deli (Ekonomi) dengan tujuan Medan - Tanjung Balai (PP).
  3. 3. Siantar Ekspres (Ekonomi) dengan tujuan Medan - Siantar (PP).
  4. 4. Sri Lelawangsa (KRD komuter) dengan tujuan Kuala Bingai - Medan (PP).
  5. 5. Lin Kualanamu (Kereta bandara) dengan tujuan Medan - Bandara Internasional Kualanamu (PP)
Nah, si Whoosh ini adalah kereta cepat. Jadi bukan kereta api biasa. Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat, disingkat jadi WHOOSH. Diresmikan pada Oktober 2023 lalu, kereta cepat Jakarta-Bandung ini kini tengah naik daun. Pasalnya Jakarta-Bandung (142km) yang normalnya memakan waktu 3-4 jam, sekarang bisa ditempuh 40 menit saja. Wew.


Whoosh Vs Shinkanshen, Lebih Cepat Mana? 

Pas pertama dengar kereta cepat ada di Indonesia, mau tak mau otakku langsung ingat sama Shinkanshen-nya Jepang yang katanya kereta tercepat di dunia.

Whoosh buatan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) ini mampu melaju hingga 350 km/jam. Perjalanan dari Jakarta (Stasiun Halim) ke Padalarang yang berjarak 125 km bisa ditempuh dalam waktu 25 menit saja.

Sedangkan Shinkansen Jepang ada 3 jenis; Nozomi, Hikari, dan Kudama. Shinkansen yang paling cepat adalah jenis Nozomi dengan kecepatan 300 km/jam. Naik Nozomi dari Tokyo ke Osaka yang jaraknya 492 km bisa ditempuh dalam waktu 2 jam 30 menit.
Infografis perbandingan Kereta Cepat Whoosh, Shinkansen, dan TGV. Dari segi kecepatan, harga tiket. Disertai gambar masing-masing kereta cepat

Wah, ternyata dari segi kecepatan, Shinkansen masih kalah dari Whoosh ya.


Whoosh Vs Shinkansen, Lebih Nyaman Mana? 

Sebagai pengguna KAI yang belum pernah merasakan naik Whoosh maupun Shinkanshen, kalau ditanya kenyamanan ya tentu saya tak bisa menjawab berdasarkan pengalaman pribadi ya kan. Nah, jadi mari kita kutip pengalaman Mbak Tiara Uci dari blognya https://mojok.co/terminal/kereta-cepat-whoosh-menang-cepat-dari-shinkansen-jepang-tapi-kalah-telak-soal-hal-lain/. Nah begini kata beliau. 

Whoosh punya 3 kelas; Ekonomi, Bisnis dan Eksekutif. Di Kelas ekonomi kursinya agak tipis tapi tetap nyaman. Sedangkan di eksekutif kursinya tebal, plus dapat makanan dan minuman gratis.

Serupa dengan Whoosh, Shinkansen juga punya 3 kelas ; reserve, non-reserve, dan green seat (first class). Untuk reserve dan non-reserve, keduanya sama-sama kelas ekonomi. Bedanya, yang reserve harus pesan dulu sehingga bisa memilih tempat duduk, sementara yang non-reserve kursinya acak, jadi siapa cepat dia dapat.

Kursi pada Shinkansen reserve kurang lebih sama tipisnya dengan Whoosh kelas ekonomi. Tapi, jarak antarkursi di Shinkansen lebih luas. Kemudian meja lipat pada Shinkansen nggak menempel di kursi sehingga penumpang bisa leluasa menggeser kursi ke belakang tanpa mengganggu penumpang lain.

Dari segi kursi dan jarak antarkursi sebenarnya Shinkansen unggul. Sayangnya, saat berada di dalam Shinkansen, penumpang masih merasakan guncangan meskipun nggak parah. Sementara kalau duduk di dalam Whoosh rasanya anteng dan hening. Saking stabilnya Whoosh ini, kalau kita letakkan koin 500 Rupiah di pinggiran jendela, koin tetap bisa berdiri tegak. Woow.

Jadi, dari segi kenyamanan di dalam kereta, Whoosh sekali lagi lebih unggul dari Shinkansen. Cool


Whoosh Vs Shinkansen, Lebih Merakyat Mana? 

Merakyat di sini maksudnya aksesnya menjangkau seluruh rakyat. Whoosh hanya punya 1 rute saja Jakarta-Bandung. Lebih tepatnya Padalarang-Tegalluar. di IKN pun belum ada. Bentar lagi kayaknya. Di Sumut apalagi😁. Kita doakan saja nanti ada ya. 

Beda dengan Shinkansen yang memiliki rute panjang dan memang tujuannya dibuat untuk menjangkau seluruh Jepang. Wajar saja sih memang karena Shinkansen mulai dibuka sejak Oktober 1964 untuk menyambut Olimpiade Tokyo waktu itu. Sedangkan Whoosh baru dirilis Oktober 2023 sebagai salah satu infrastruktur kunci yang mampu menunjang konsep smart city.

Hmm, jadi sudah pasti Shinkanshen jauh lebih merakyat dari pada Whoosh ya kan. 


Whoosh Vs Shinkansen, Lebih Murah Mana? 

Harga tiket Whoosh dari Jakarta (Stasiun Halim) menuju Padalarang dengan jarak 125 km adalah 200k (kelas ekonomi). Kadang ada juga yang 175k. Tapi untuk keberangkatan akhir pekan, harga tiket paling murahnya naik menjadi 250k. Jika diambil rata-ratanya, Whoosh memberikan tarif Rp1600/km.

Mengutip pengalaman Mbak Tia, harga tiket Shinkansen ekonomi reserve dari Tokyo ke Osaka yang berjarak 492 km adalah sekitar 1,6 juta Rupiah. Kalau dirata-ratakan sekitar Rp3252/km. Artinya kalau disamakan dengan jarak Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang, harga tiket Shinkansen-nya adalah Rp3253 x 125 (jarak Halim-Padalarang) = Rp406.625. Wow jauh lebih mahal ya. Eits, nanti dulu. Apa iya mahal? Karena sesungguhnya mahal tidaknya sesuatu itu bergantung banyaknya gajimu.😅

UMR di Jakarta paling tinggi adalah 5 juta Rupiah. Sedangkan UMR paling tinggi di Jepang ada di kota Tokyo sekitar 1.113 Yen (Rp124.155) 
per jamnya. Menurut data terbaru, gaji rata-rata di Jepang pada tahun 2024 adalah 471.000 Yen. Jika 1 Yen = Rp102,40, maka gaji rata-rata di Jepang sebulan bisa mencapai 48.2 Juta Rupiah. Berarti 9.7 kali lipat dari UMR Jakarta. Hampir 10 kali lipat ya, Bestie.

Nah kalau kita bandingkan gaji bulanan yg 5 juta dengan yang 48.2 juta, maka harga tiket Shinkansen Halim-Padalarang yang tadi 406k itu ibaratnya jadi begini nih matematikanya: 
Simulasi cara mengerjakan perbandingan matematika

Jadi nilai tiket Shinkanshen untuk jarak Halim-Padalarang di mata kita yang gajinya 5 juta sebulan ini cuma 42k saja. Semurah itu ya biaya transportasi di Jepang. Sedangkan di Indonesia tiket Whoosh-nya 200k. Lebih mahal hampir 5 kali lipat berarti kan ya. 

Namun, apakah kemahalan ini menurunkan tingkat peminat pengguna Whoosh? Tentu saja tidak, Bestie. Buktinya si Whoosh ini kini malah tengah jadi primadona. Bisa jadi objek pilihan untuk mengisi liburan dengan keluarga. Kalau katanya jalan-jalan ke Jepang belum afdol tanpa nyobain Shinkanshen, nah kini ke Jakarta atau Bandung belum sah kalau belum nyobain Whoosh. Apalagi kini tiket Whoosh bisa dibeli online

Nah salah satu tips traveling hemat yang tak lekang waktu adalah pandai-pandai cari promo, baik itu harga tiket promo, diskon tiket, tiket murah, atau aplikasi yang menawarkan promo dan diskon tiket. Manfaatkanlah Bestie.

Seperti yang saat ini sedang berlangsung nih, BRImo FSTVL 2024, sebuah program loyalti yang dipersembahkan untuk seluruh nasabah BRI. Ada banyak promo yang bisa difaedahkan dengan ikut Brimo FSTVL. Salah satunya seperti tiket Whoosh yang bisa dibeli via aplikasi BRImo.
Banner program BRImo FSTVL 2024


Cara Mudah Beli Tiket Whoosh Online pakai BRImo

Sama seperti tiket kereta api online, sekarang kita sudah bisa beli tiket Whoosh di manapun dan kapanpun pakai BRImo. Anti ribet-ribet klub lah ceritanya. Caranya, 

  1. 1. Pastikan sudah punya akun di KCIC. Karena e-ticket akan dikirim ke e-mail yg terdaftar di akun tersebut
  2. 2. Download aplikasi Brimo. Lalu Login
  3. 3. Klik fitur 'Travel' lalu pilih Tiket Whoosh
  4. 4. Pilih stasiun awal, stasiun akhir, dan tanggal keberangkatan
  5. 5. Pilih jadwal kereta
  6. 6. Masukkan data penumpang dan pilih kursi
  7. 7. Klik bayar lalu konfirmasi transaksi
  8. 8. Masukkan PIN
  9. 9. Transaksi berhasil. Cek akun KCIC kamu atau email yang terdaftar untuk melihat e-ticket
Kita akan mendapatkan poin untuk setiap transaksi menggunakan BRImo. FYI, perbanyak transaksi di Brimo dan perbanyak nabung, biar makin banyak poinnya dan makin besar pula peluang mendapatkan aneka hadiah di BRImo FSTVL. Ada 100.000 hadiah langsung yang bisa kita raih dan juga hadiah undian yang bisa dimenangkan seperti BMW 520i M Sport, Hyundai Creta Alpha, dan kendaraan bermotor Vespa Primavera. Terus ada juga hadiah mingguan di Friday Deals. Pastinya sayang kalau dilewatkan. Berlaku mulai 1 Oktober 2024 sampai 31 Maret 2025. Yuk, lah kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya.



#BRImo
#BRImoMudahSerbaBisa
#BRImoFSTVL
#BerlimpahHadiah
















Mengapa Menulis?

Tiap orang pasti punya jawaban berbeda . Beberapa mungkin memiliki alasan sama. Ada yang karena tugas kuliah, ada ynag karena tuntutan profesi, ada pula karena hobi, ada pla dengan alasan-alasan unik seperti agar terkenal, agar dikenal, karena lagi stress, de el el.

Saya sendiri memiliki alasan yang tak konsisten. Dahulu, alasan saya menulis adalah untuk menyalurkan ide-ide, lalu berganti dengan mengikuti filosofi “aku menulis maka aku ada”. Dan akhir –akhir ini saya menemukan alasan yang cukup masuk akal buat saya, yaitu saya menulis agar tak lupa. Pasalnya tingkat kepelupaan itu kian hari kian bertambah saja.



Banyak ide, peristiwa, bahkan memori yang kuat auranya pada awalnya kian terlupakan hakikatnya seiring berlalunya waktu. Itulah yang saya rasakan. Saying sekali rasanya jika hal-hal yang luar biasa (menurut kategori saya), dibiarkan dengan sengaja menghilang perlahan. Dan suatu saat nanti bahkan untuk memanggil kembarli memori tersebut sangat susah, jangan kan detailnya, potongan-potongan ingata tersebut bahkan tercampur dengan potongan memori lainnya. Ah sayang sekali bukan.

Jadi untuk saat ini alasan inilah yang saya punya. Alasan ini jugalah yang mengikat saya untuk mulai dan tetap konsisten menulis, apapun itu. karena kelalaian untuk mencatat suatu peristiwa yang dialamai, ataupun dipikirkan dampaknya akan sangat mengecewakan kelak. And I don’t want to be disappointed. (Again and again).

Jadi dengan catatan yang saya buat sendiri ini, merupakan awal dan ikrar yang wajb ditepati, merupakan komitmen untuk dilaksanakan.
Semoga bermanfaat khususnya buat diri saya sendiri, sebagai pengingat kala lupa, sebagai cerminan ketika lalai, dan pembelajaran dalam mengisi rapor akhirat (meminjam kosakata seorang teman). Bismillahirrahmaanirrahiiim.

Rumah Kedua, Rabu 20 April 2016.

Jika Seorang Pleghmatis...

Kamu adalah tipe orang Pleghmatis. Cinta damai, tak mau cari masalah, pengamat, pendengar dan juga pemberi solusi yang baik.

Kamu bukan jenis orang yang akan turun ke jalan menyuarakan pendapatmu.

Jika tidak senang akan sesuatu, kamu

Itadakimasu

Setiap yang hidup pasti butuh makanan untuk tetap hidup. (Kalimat pembukanya terlalu mainstreem. OK scratch that. And here we go again.)

Mahkluk hidup tidak hanya butuh makanan tapi juga

Love VS In Love

Just come across my mind. It’s about the difference between “love” and “In love”. This is just one of many differences between them. Moreover it’s my own version.

Me and Horror Movies

"Say no to horror and full thriller movies."

Itu moto kehidupan dunia perfilmanku. Takut? Hmm, iya dan enggak. “Iya” takutnya lebih dari sedikit, dan “Enggak”

Discount! OMG (Part 1)


How do you see “a discount”


"Kalau kamu lihat ada diskon...”




“Bagus dong, bisa dapat potongan harga.”

“Lumayan, bisa belanja lebih hemat.”

“Kalau aku sih,