Sepenggal Surat Rindu
Dear Nin,
Bagaimana penerbanganmu?
Apakah menyenangkan? Kami sudah merindukanmu lagi di sini. Padahal baru saja
kita bertemu 3 jam yang lalu. Kapan kita akan bertemu lagi ya? Tertawa bersama
lagi, menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang bodoh lagi, foto
bareng, makan malam bareng, menjelajah keeksotisan sumatera utara lagi
(terutama ”hot spring” nya), dan menangis bersama lagi? Oh, aku mulai
merindukan saat-saat itu, bahkan ketika kita masih dalam perjalanan ke bandara
tadi siang untuk melepasmu. Oh iya, apa kau tahu Paku tak henti-hentinya
menangis setelah kau check in? Bahkan sekarang matanya masih sembab.
Hmm..kalian memang mirip ya. Terlalu mirip bahkan. Apa kau masih ingat foto
yang kuambil diam-diam ketika di Green Lodge, Tangkahan, waktu itu? Kalian bahkan
berpose sama tanpa kalian sadari. Pantaslah dia mendaulatmu sebagai ”soul
sister” untuknya.
Sebulan bersama denganmu
benar-benar sebuah pengalaman yang luar biasa. Aku benar-benar bersyukur bisa
bertemu denganmu. Begitu banyak hal-hal baru yang ku dapat, pengalaman pertama
yang terjadi, dan keajaiban yang kulihat selama kau bersama kami. Menginjak
bandara Polonia
untuk pertama kalinya dalam rangka menjemput kedatangan seseorang yaitu kau, menginjak bandara Polonia untuk pertama kalinya dalam rangka mengantar keberangkatan seseorang yaitu kau, mengunjungi Crocodile Park (Taman Buaya), Museum Rahmat dan Tangkahan juga untuk yang pertama kalinya, mengetahui bagaimana rasanya menyentuh permukaan kulit gajah (ingatkan pada si Namo, bayi gajah yang energik itu), dan pertama kalinya memiliki teman bule yang benar-beanar teman. Kau tahu kan maksudku.
untuk pertama kalinya dalam rangka menjemput kedatangan seseorang yaitu kau, menginjak bandara Polonia untuk pertama kalinya dalam rangka mengantar keberangkatan seseorang yaitu kau, mengunjungi Crocodile Park (Taman Buaya), Museum Rahmat dan Tangkahan juga untuk yang pertama kalinya, mengetahui bagaimana rasanya menyentuh permukaan kulit gajah (ingatkan pada si Namo, bayi gajah yang energik itu), dan pertama kalinya memiliki teman bule yang benar-beanar teman. Kau tahu kan maksudku.
Kau tentu masih ingat bukan dengan Rani dan
Wina, anak beserta induk orangutan yang kita temui di Feeding Bukit Lawang itu.(Aku
yakin kau tak akan pernah melupakannya). Kau tahu, dari sekian seringnya aku
mengunjungi feeding orangutan, baru kali itulah kusaksikan momen seperti itu. Ketika
itu mereka kembali lagi (padahal mereka sudah selesai makan dan pergi), bahkan mereka
datang mendekat tepat ke hadapanmu, sehingga jarak kalian hanya satu meter
saja. Dan kau pun melepas harumu dan dengan bebas mengamati mereka yang dengan
sengaja memamerkan betapa si ibu mencintai bayinya yang baru berumur 6 bulan
itu. Aku yakin sekali bahkan mereka juga merasakan aura perjuanganmu yang tak
kenal putus asa mulai dari melawan arus seberangi sungai, sampai mendaki
ratusan anak tangga langkah demi langkah sampai kemudian terseok, merangkak,
sampai mengesot diantara terjalnya medan, hanya untuk melihat orangutan yang
begitu kau cintai meskipun tak pernah kau melihatnya langsung.
Yah, moment itu adalah benar-benar
sebuah keajaiban untukmu atas usahamu yang tak dapat kugambarkan betapa
mengharukannya. Dan kalau menurutku kau adalah orang pertama dengan kondisi
sepertimu yang berhasil menaklukkan terjalnya jalan ke Feeding orangutan Bukit
Lawang, sehingga adegan yang kaulihat itu adalah hadiah atas keberhasilanmu.
Mungkin hal itu bisa kita masukkan dalam Guines Book Of Record, benar kan, Nin?
(^_^)
Ah aku lupa. Kau pasti menolak
jika aku melakukan itu, sebab aku tahu betul kau tak suka di foto close up, apa
lagi masuk kamera. (Hm, aku heran untuk yang satu ini). Tapi aku tetap berfikir
untuk melakukannya diam-diam. Jadi jangan terkejut jika suatu hari kau melihat
namamu atau fotomu di sana ya. (Hehehe).
Ah, aku semakin merindukanmu
saja. Doakan aku agar berhasil dengan impianku mendapatkan beasiswa S2 di Eropa
ya, sehingga aku nantinya bisa mengunjungimu. Ah iya, aku lupa lagi, Eropa dan
New Zealand itu jaraknya sangat jauh kan? Lagi-lagi aku ngelantur. Kalau begitu
doakan impianku yang satunya lagi tentang keliling dunia. Aku pasti akan mampir
ke kediamanmu di Perth. Aku tak sabar ingin mengenal keluargamu. Dan aku juga
ingin melihat peternakan domba yang diselimuti salju dari belakang rumahmu,
seperti pada foto yang kau tunjukkan kemarin. Aku masih tak habis pikir
bagaimana domba-domba itu merumput pada rumput yang diselimuti salju itu. (Tidakkah
mereka merasa ngilu pada gigi-giginya..hehehe). Dan juga aku ingin belajar
bahasa Maori lagi.
Besok pagi kau akan terbang
lagi ke Afrika bukan? Mengunjungi impianmu yang satu lagi di sana setelah
mengunjungi mimpimu di sini untuk melihat orangutan. Melihat gajah Afrika. Sampaikan
salamku pada gajah-gajah afrika ya. Katakan pada mereka suatu hari nanti aku
pasti mengunjungi mereka sepertimu. Dan satu pesanku jika kau sudah sampai di
sana, ”HATI-HATI”. Kau tahukan maksudku. Jika di Taman Buaya waktu itu ada kami
yang mengawasimu akan tingkah nekadmu menjulurkan tanganmu ke kolam buaya,
hanya agar kau mendapatkan hasil foto yang bagus, maka di sana takkan ada kami
bertiga lagi untuk selalu mengatakan padamu kata ”hati-hati” itu. Aku tahu kau
itu nekad, so jangan sampai terinjak oleh gajah-gajah liar, atau diterkam
singa-singa yang bebas berkeliaran di sana. Karena aku masih ingin bertemu
denganmu suatu hari, OK? Aku percaya bahwa kau pasti akan baik-baik saja.
Semoga kau mendapatkan teman-teman baru yang baik di sana nanti, walau aku
yakin tak kan ada yang seperti kami, super heroes mu, dan kau tahu itu.
Ngomomg-ngomong, aku teringat
akan kata-katamu tentang petugas bandara tadi sore (waktu kau hendak check in) tentang
biaya tambahan untuk bagasi kursi roda dan kedua tongkat jalanmu itu.
Bagaimana? Apakah mereka tetap ngotot kau harus bayar dua kali lipat tiket
perjalananmu? Semoga hal yang sama tidak terjadi di penerbanganmu besok dari
bandara Kuala Lumpur ya, Nin.
Oh iya, aku baru saja membuat
akun Skype, (berhubung kau selalu mengataiku gaptek), jadi kita akan bisa
saling melihat satu sama lain. Tapi kau tahu sendirikan bagaimana jaringan
internet di sini, dan aku juga tidak bisa sering-sering online. Hehehe.
Jangan lupa untuk selalu kirim
kabar dan foto-foto mu di sana ya. Kau di sana sedang mengejar impianmu, dan
begitu juga dengan ku yang sedang bergulat meraih impinku, semoga kita segera
bertemu kembali. Seperti yang sering kau katakan, ”Aku yang dengan
keterbatasanku karena polio dan usiaku yang lanjut saja bisa meraih mimpiku
untuk keliling dunia, lalu apa yang menghalangi kalian dengan fisik yang sempurna
dan masih muda untuk tidak?”. Aku tidak akan kalah darimu. Maka tunggu aku ya,
Nin.
Yang selalu merindukanmu,
Tiwi
0 comments:
Terimakasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan Jejak ya ^_^