Book Review: Makna di Balik Ikon-ikon Kota Jakarta
Judul Buku : The Jacatra Secret – Misteri Simbol Satanic di Jakarta
Penulis :
Rizki Ridyasmara
Penerbit :
Bentang
Tahun
Terbit : Juli 2013
Tebal : x +
438 halaman
Profesor Sudrajat, pakar
ekonomi terkemuka Indonesia, ditemukan tewas tertembak tepat di gerbang Museum
Fatahillah Jakarta. Kematiannya semakin misterius dengan adanya sebuah pesan
kematian atau dikenal dengan dying
message, yang sengaja ia tulis dengan darahnya sebelum nafas terakhirnya.
“AS AT DUCH”, begitulah pesannya.
Menariknya, pesan tersebut
merupakan sebuah anagram yang dengan mudah dipecah oleh Doktor Jhon Grant,
simbolog terkemuka dari Amerika. Ia kebetulan didaulat sebagai keynote speaker dalam acara pertemuan Conspiratus Society, sebutan bagi para
penikmat teori konspirasi. Ia tak menyangka bahwa kunjungannya ke Jakarta saat
itu akan menjadi sedemikian rumit. Pesan kematian sang pejabat pemerintah
tersebut malah menyeretnya dan Angelina, seorang
pengagum tulisannya, pada
anagram dan kode-kode selanjutnya.
Keesokan harinya, penjaga
museum Taman Prasasti ditemukan terbunuh. Dari olah TKP, disimpulkan bahwa
korban dibunuh oleh pelaku yg sama dengan pelaku pembunuhan Profesor Sudrajat.
Luthfi, seorang perwira polisi dengan pribadi kurang menyenagkan, sekaligus
kepala invesitgasi kasus ini, kembali meminta penjelasan tentang anagram
sebelumnya yang sengaja dirahasiakan Doktor Grant.
Di lain pihak, media
menilai kepolisian terkesan menutup-nutupi kasus tersebut. Hal ini menyulut
Arie, seorang wartawan senior, berinisiatif untuk mencari sumber informasi lain
melalui Angelina. Selain magang untuk penelitian tesisnya di Polres Jakarta,
Angelina yang berada di bawah pengawasan Lutfi juga moderator di acara
Conspiratus Society yang berlangsung selama empat hari. Hilangnya sang
moderator dan Jhon Grant di hari ketiga menjadi menimbulkan tanda tanya bagi Arie dan Lutfi.
Pagi di hari yang sama,
Sally Kostova, sekertaris pribadi Sudrajat, menghubungi Jhon Grant terkait
sebuah medali bersimbol kepala banteng yang ditemukannya di dalam tasnya.
Mereka sepakat bertemu di Bundaran Hotel Indonesia. Sally juga punya janji
menemui Doni, tangan kanan Profesor Sudrajat, di sana. Pagi itu Doni mengatakan
bahwa ia tahu pembunuh Sudrajat. Namun malang, selang beberapa menit dengan Sally, Doni yang
tiba lebih dulu di sana tewas.
Penyelidikan kode dan
simbol yang ditinggalkan Sudrajat oleh doktor Grant dkk, dibayangi teror dan
spionase. Di dalam safe house di
Halim, Jhon Grant dkk, berhasil menguak misteri dibalik medali berkepala
banteng yang menggiring mereka pada peta harta karun bangsa Indonesia. Harta karun
yang luput dari mata bangsa dan terabaikan, namun diincar oleh kelompok
persaudaraan atau sekarang dikenal sebagai Neokolitik.
Misi pengejaran yang
semula satu arah berbalik menyerang Grant. Pengejaran tersebut tanpa disangka
membawanya menelusuri lorong-lorong rahasia dan menguak simbol-simbol terpendam
di Jakarta yang tak banyak di ketahui orang.
Simbol dan ikon kota
Jakarta yang tanpa diketahui sarat dengan illuminati. Sebut saja diantaranya
Monas yang melambangkan persetubuhan suci, Museum Fatahillah yang penuh dengan
nuansa angka tiga belas, peta pusat wilayah Menteng yang merupakan simbol Baphomet atau kepala
kambing dengan Bappenas sebagai otaknya, Bundaran HI yang setelah direnovasi
semakin persis dengan Horus Eye, dan masih banyak lagi.
Rahasia besar Jakarta akan
paganisme yang sengaja dikubur dalam-dalam oleh para pembangunnya selama
berabad-abad terkuak satu per satu. Dan dengan nyata ada sejarah yang sengaja
tak disampaikan.
Buku ini sarat dengan
informasi dan pengetahuan sejarah yang takkan diperoleh di bangku sekolah. Karena
faktanya sejarah selalu ditulis oleh para pemenang. Dalam novel ini, penulis
bermaksud memaparkan fakta-fakta sejarah yang diramu dalam fiksi yang renyah.
Penulis menekankan pentingnya bangsa ini untuk tidak melupakan sejarah begitu saja. Dan bahwa bangsa kita mampu berdiri tanpa perlu berhutang pada negara imperialis. Bukannya malah menjadi budak para neokolitik dan korban konspirasi.
Membeberkan sepak terjang
tokoh dan institusi berbasis luciferian di dunia, penulis menyokong tiap
peristiwa dengan fakta-fakta yang "sengaja diabaikan". Penikmat teori konspirasi pasti
tidak akan melewatkan buku ini.
Dilengkapi dengan footnote
dan gambar-gambar dokumentasi penulis, novel ini akan membuat pembaca lebih
mengerti dan mendapatkan feel dan
gambaran lebih nyata ketika menelusuri alur cerita. Penulis juga menjelaskan
secara sistematis dan detail akan karakter tokoh, tempat dan segala aspek dalam
cerita. Menurut saya pembaca akan lebih nyaman jika pemilihan kata dalam narasi
lebih bervariasi sehingga menghindari pengulanga frasa yang sama.
Novel ini sangat
direkomendasikan bagi para pemuda yang cinta Indonesia, terlebih mereka yang
tinggal di Jakarta. Dan bagi pecinta perfiliman, novel ini segera akan diangkat
ke layar lebar. Jadi selamat menikmati dan selamat datang di dunia konspirasi.
#OneMonthOneBook
#BookReview #FLPSumut
0 comments:
Terimakasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan Jejak ya ^_^