Why No Why?
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Nah,
beginilah kalau sudah vakum menulis. Ide yang tiba-tiba hinggap, langsung
membelah-belah dirinya, beranak pinak bagai amobea. Meledak-ledak dalam otak. Eeh,
tiba jari sudah di atas keyboard, semuanya pun menguap tak bersisa.
Kalau
sudah begini, pakai cara lama deh, ingat dulu poin pentingnya, lalu tarik
cabang-cabangnya, dan tuliskan saja apa yang terlintas di kepala. Soal runtut tak
runtut, nanti-nanti lah itu.
Well,
ide ini muncul (tepatnya sih keinginan menulis) ketika seorang muridku bilang, “Love
doesn’t need reason” alias cinta itu tak butuh alasan. Well, sebelumnya aku
sudah pernah menuliskan beberapa kalimat yang berhubungan dengan topik ini di
salah satu diaryku. Namun berhubung lagi males bongkar-bongkar, baiknya ku
ingat-ingat saja poin yang kutuliskan waktu itu.
Redaksi
katanya kurang lebih seperti ini. “ketika masa SMA akau pasti takkan menolak
kalimat ini, ‘cinta itu tak butuh alasan kenapa’.
0 comments:
Terimakasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan Jejak ya ^_^